Kalau ditanya dari semua daftar itinerary di Raja Ampat, wisata mana yang paling membekas? Saya pasti akan jawab Arborek. Soalnya, saya berkesempatan mencoba diving untuk pertama kalinya di pulau ini. Satu wishlist pun terpenuhi!

Kalau ngomongin soal diving, pasti muncul pertanyaan: perlu lisensi kah? Untungnya diving di Arborek tidak memerlukan lisensi, bahkan setiap pemula diajarkan tentang teknik dasar menyelam.

Arborek Dive Shop

Saya dan teman-teman tiba di Arborek siang hari. Setelah makan siang dan taruh barang di homestay, kami segera bergegas ke Arborek Dive Shop untuk mengejar kelas diving. Untuk tahu jadwal kelas diving yang tersedia, kamu bisa kontak langsung penyelam ya!

Mulai jam 14.00, kami sudah duduk di tepi pantai menunggu Kakak Acel yang akan mengajari kami teknik dasar menyelam. Tampangnya saat mengajar serius, tapi kadang juga suka becanda kok.

Kelas teori.

Diving itu menghilangkan stres. Kalau saya lagi banyak pikiran lebih suka ke bawah laut – tenang dan enggak berisik. Kalau di atas sudah stres, berisik – tambah pusing, kan?” cerita Kak Acel.

Kelas pun dimulai! Berawal dari mengenal perlengkapan dan peralatan alat selam. Lalu berlanjut ke cara pemasangan regulator ke tabung oksigen. Untuk tahap ini, sebaiknya perhatikan dengan seksama yaa karena nanti kamu akan memasang alatnya sendiri-sendiri.

Selesai belajar tentang alat selam, kami mulai diajarkan tentang cara bernafas di dalam air. Kalau di darat kita biasa mengambil dan membuang nafas dengan menggunakan hidung, di laut kita harus terbiasa bernafas dengan mulut. Buat kamu yang biasa snorkeling tentu sudah biasa, bukan?

Selesai belajar tentang cara pernafasan, teori berlanjut tentang bagaimana memperbaiki kacamata yang kepenuhan air, lalu mengatasi telinga yang terasa sakit, menghindari badan terapung, dan masih banyak lagi!

With Arborek Dive Shop crew!

Pemandangan Bawah Laut yang Ajib!

Kelas teori berakhir. Kak Acel mengajak kami ke diving shop-nya untuk memilih pakaian selam mana yang akan kita pakai. Setelah itu, Kak Acel dan istrinya – Kak Gita, diver asal Bekasi yang menetap di Raja Ampat – memasang logam pemberat di area pinggang untuk membantu kita tidak mudah mengapung ke permukaan.

Sebelum benar-benar masuk ke dalam laut, kami mempraktikkan latihan teori dulu di tepi pantai. Kak Gita akan mendorong badan kami agar tetap berada di dasar, sedangkan saya dan Kak Acel berlatih menggunakan semua alat di dalam air. Baru setelah semua lulus tes, kami memulai penyelaman.

Simulasi selam.

Tabung oksigen bisa bertahan 30 menit sampai 1 jam, tapi percayalah – setelah kamu berada di bawah semuanya terasa cepat sekali! Grup kami terbagi menjadi dua: tim Kak Acel dan Kak Gita.

Baru masuk kedalaman 2 meter, kuping saya sudah terasa sakit sekali. Saya pun mempraktikkan yang diajarkan Kak Acel: tutup hidung sambil membuang nafas. Cara ini setidaknya bisa menghindarkan gendang telinga kita pecah. Teman saya, Tisya, hampir berenang kembali ke permukaan karena tidak tahan sakit. Untungnya Kak Gita dengan cepat menangkap sinyal itu dan menahan ia untuk tetap di dasar. Kenapa? Karena sekali kamu berada di permukaan, badan kamu akan terus mengapung dan sulit berada di dasar (kecuali kamu diver profesional).

Kak Acel terus memberi kode tangan, menanyakan bagaimana keadaan kami. Selama 15 menit pertama, situasi berjalan dengan mulus. Pemandangan bawah laut Arborek sungguh bagus sekali! Karang-karang masih sehat, bahkan terdapat bongkahan batu besar yang sekelilingnya terdapat terumbu karang.

Terumbu karang Arborek (dok. Instagram.com/arborekdive_r4)

Ikan warna-warni mengelilingi kami. Saya sempat bertemu dengan penyu yang berenang dekat kami. Teman saya lebih beruntung karena melihat hiu di belakang grup Kak Acel. Sayang sekali saya lupa ganti baterai kamera, sehingga tidak banyak dokumentasi yang bisa direkam 🙁

Sea traffic (dok. Instagram.com/arborekdive_r4)

Kak Gita mendadak meraih tangan saya, membuat saya kaget dan kehilangan arah. Ternyata saking asyiknya melihat pemandangan laut, saya berenang menjauh dari grup. Di sinilah kelompok kami mulai berantakan HAHAHA. Dua grup tiba-tiba bertukar anggota, salah satu bahkan hampir mengenai terumbu karang. Untungnya diver ketiga yang menjaga kami segera menolong.

Sea traffic (dok. Instagram.com/arborekdive_r4)

Karena panik dan anggota kami “bertebaran” kemana-mana, saya tidak sadar tiba-tiba sudah mengapung ke permukaan. Kakak diver ketiga (maaf banget aku lupa namanya LOL) menghampiri saya yang sendirian.

Disitulah perahu datang untuk menjemput kami, karena mustahil saya bisa ke dasar lagi. Intinya diving itu harus tenang supaya semuanya berjalan lancar.

Kayafyof Homestay

Kayafyof Homestay.

Kami tiba di Arborek Diving Shop sekitar pukul 17.00, menjelang matahari terbenam. Turun dari perahu, saya baru sadar kuping saya mengeluarkan darah. Kata Kak Gita itu wajar, apalagi buat saya yang baru diving pertama kali.

Di dive shop sudah disediakan pisang goreng dan teh manis hangat. Kami mengobrol santai, bertukar topik soal Raja Ampat dan Jakarta.

Karena diving berlangsung sampai malam, kami memutuskan menginap di Arborek, tepatnya Kayafyof Homestay. Penginapan ini memiliki teras laut yang luas dan dangkal, jadi pas sekali kalau kamu ingin langsung berenang-berenang lucu setelah bangun pagi.

Teras laut Arborek.

Kayafyof Homestay juga jadi tempat yang cocok untuk menikmati sunrise dan sunset-nya Arborek. Sayangnya, karena keasyikan mengobrol kami melewatkan pemandangan matahari terbenam.

Sunset di Arborek.

Informasi Tentang Arborek

Arborek Dive Shop
Kontak: @arborekdive_r4
Semua pemandu selam Arborek Dive Shop berpengalaman dan memiliki sertifikat PADI Dive Master.

Kayafyof Homestay
Kontak: @kayafyof_homestay_raja_ampat
Rooms yang saya book: Over Water – Private Bungalow (max. 2 orang)
Harga: IDR400.000-IDR450.000
Fasilitas: shared bathroom, makan 3x sehari, kamar dilengkapi dengan kelambu, teras laut!

Kalau kamu berkunjung ke Arborek, jangan lupa bersosialisasi dengan warga sekitar. Mereka ramah sekali dan punya banyak cerita yang perlu kalian dengar!

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *